Peranan Standar Internasional dalam pertumbuhan ekonomi

Sebagai tindak lanjut hasil sidang TBT/WTO yang diselenggarakan pada tanggal 5-6 November 2008, Committee sepakat untuk menyelenggarakan workshop pada tanggal 16-17 Maret 2009 di Kantor Pusat WTO, Jenewa dengan tema The Role of International Standards in Economic Development. Pelaksanaan workshop tersebut mengawali sidang tahunan TBT Committee yang berlangsung pada tanggal 18 dan 19 Maret 2009 di tempat yang sama.
Indonesia sebagai anggota WTO berpartisipasi dengan mengirimkan peserta pada workshop dimaksud, yang terdiri atas 11 orang wakil dari BSN, Departemen Perdagangan, dan Departemen Perindustrian. Anggota DELRI akan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan kecuali 2 wakil dari BSN hanya mengikuti workshop dan tidak mengikuti sidang reguler TBT Committee. Delegasi Indonesia tiba di Jenewa, Swiss disambut oleh Nurlaila Nur Muhammad, Atase Perdagangan RI di Jenewa.
Workshop yang berlangsung selama 2 hari terbagi menjadi 4 sesi dan dilaksanakan secara panel. Materi yang disampaikan pada sesi 1 lebih ditujukan untuk memberikan pandangan dan perspektif atas kontribusi standar dalam perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi. Penekanan materi dan diskusi juga ditujukan pada isu peningkatan partisipasi National Standards Body dalam pengembangan standar internasional, khususnya untuk memastikan bahwa kepentingan negara berkembang akan tercakup dalam standar internasional, yang akan digunakan sebagai rujukan dalam perdagangan antar negara. Peserta workshop juga diinformasikan tentang pentingnya memenuhi legitimate objectives dalam penyusunan regulasi teknis masing-masing negara anggota WTO. Dengan demikian diharapkan workshop akan memberikan perspekstif baru tentang pentingnya setiap negara anggota WTO untuk berpartisipasi secara aktif dalam perumusan standar internasional, tidak hanya sebagai pengguna standar internasional semata.

Materi yang disampaikan oleh para panelis meliputi 1) Studies on the economic impact of standards in Europe, 2) Standards and Technology Diffusion, 3) The value of standards to the Canadian economy, 4) The value of standardization for innovation 5) Quantitative assessment, 6) Analytic tools development on the Economic Impact Assessment of Standars/standardization projects in the Republic of Korea. Moderator pada sesi 1 adalah Mr. John Tucker, Australia.
Poin penting yang dipetik dari sesi 1 ini antara lain adalah tentang perlunya masing-masing negara melakukan assessmen atas sektor tertentu untuk memastikan bahwa semua upaya yang dilakukan dalam proses standardisasi akan memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Disamping itu untuk mengatasi tantangan yang menghadang, diperlukan conceptual framework antara dampak standar pada level ekonomi mikro dan pada level ekonomi makro. Untuk itu maka diperlukan alat assessmen guna mengetahui manfaat ekonomi dari standar.
Pada sesi 1 ini beberapa negara telah menginformasikan bahwa mereka telah mengadakan study untuk mengetahui berapa kontribusi standar terhadap pertumbuhan GDP negara mereka. Namun demikian quantitative assessment method yang digunakan dalam study dimaksud masih belum menggunakan acuan yang sama antar negara, sehingga untuk itu diperlukan pengembangan dan disepakatinya model atau methodologi yang sama untuk mengasses dan menghitung manfaat standardisasi.
Dalam diskusi di sesi 1 ini disepakati perlunya semua negara berkontribusi mengatasi dampak krisis ekonomi global, khususnya melalui kontribusi standar. Untuk itu dapat dilakukan melalui dua perspektif, yaitu pertama, regulator harus menyusun policy khusus untuk industri tertentu, dan kedua, menggunakan standar sebagai referensi bagi importir dan eksportir. Disamping itu pemerintah perlu memberikan kompensasi bagi para pelaku yang menggunakan standar dan policy kompetisi yang transparan.

Pada sesi kedua pembahasan lebih ditujukan pada pengalaman dan studi kasus mengenai kontribusi penggunaan standar terhadap pertumbuhan ekonomi. Beberapa pengalaman dari negara-negara anggota WTO yang disampaikan sebagai topik materi terdiri atas 1) Impact of standardization Coffee and Asparagus, 2) The use of standards in the textiles sector and challenges to SMEs, 3) The use of standards in the biofuels sector, 4) The use of international standards in the area of public safety, 5) The use of standards for energy efficiency, 6), Impact of Harmonization of national standards with international standards, 7). The Kenyan experience on Standards in the area of electrotechnology. Moderator pada sesi ke2 adalah Michel Jeanson, European Communities.
Dari sesi 2 workshop dapat dicatat bahwa pengalaman sukses beberapa negara tersebut disertai dengan intensif dari pemerintah atas penerapan standar, serta didukung dengan partisipasi sektor UKM dalam proses perumusan standar yang akan diterapkan dinegara dimaksud.
Summary dari sesi 2 menggarisbawahi pentingnya penggunaan standar, seperti mampu memberikan kontribusi nyata, menjawab tantangan global, dan menjawab kebutuhan nasional; diperlukannya dukungan pemerintah; keterlibatan para pemangku kepentingan dalam penyusunan standar; tantangan dalam sistem standardisasi nasional, termasuk partisipasi dalam perumusan standar internasional untuk memperjuangkan kepentingan nasional; serta perlunya dukungan strategi yang komprehensif agar standar dapat berlaku efektif..
Sesi ke-3 pembahasan materi lebih diarahkan pada upaya yang ditujukan terhadap kendala yang dihadapi negara berkembang dalam penerapan standar internasional, yaitu mencakupi 1) manfaat adanya upaya peningkatan partisipasi negara berkembang dalam kegiatan pengembangan standar internasional, seperti melalui twinning (dalam ISO) atau bentuk partisipasi lain, seperti melalui Affiliate Programme ( dalam IEC). 2) Kegiatan capacity building yang dilakukan di tingkat regional atau internasional, terkait infrastruktur penilaian kesesuaian seperti metrologi, laboratorium, sertifikasi dan akreditasi, 3) kegiatan yang relevan dengan bantuan dalam perdagangan dari WTO dan 4) aktivitas SPS Standards and Trade Development Facility (STDF). Moderator pada sesi ini adalah Ms Ileana Márquez Martinez dari United States.
Dari sesi 3 dapat dicatat bahwa terdapat beberapa peluang untuk mendapatkan bantuan teknis bagi negara anggota WTO, khususnya bagi negara berkembang, dalam pengembangan standar dan peningkatan partisipasi mereka dalam perumusan standar internasional, maupun upaya pemenuhan persyaratan standar dalam perdagangan, serta agenda kedepan dalam rangka mengatasi dampak krisis ekonomi global.
Sesi ketiga ini juga merupakan rangkuman dari hasil diskusi sebelumnya, khususnya untuk mengidentifikasi key challenges untuk negara berkembang serta mendiskusikan rekomendasi yang diperlukan untuk mewujudkan . hal tersebut. Kesimpulan dan rekomendasi resmi dari workshop ini akan diupload dalam website WTO dan disirkulasikan ke negara anggota sebagai bahan referensi.18/03/2009

Comments

Popular posts from this blog

BSN TETAPKAN 67 SNI BARU

THE MOSQUE OF TIANJIN - CHINA

LIST OF MANDATORY SNI - 2014