Majelis Taklim Harus Menarik Minat Kaum Muda


Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menilai, majelis taklim telah memainkan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang agama, termasuk menebarkan nilai-nilai Islam yang penuh toleransi. Namun, di tengah tantangan kehidupan sosial yang semakin kompleks, majelis taklim dituntut berinovasi sehingga dapat melahirkan tradisi-tradisi baik yang sesuai dengan kondisi saat ini. ''Majelis taklim harus mampu menarik minat generasi muda untuk lebih giat belajar agama,'' ujar Menag saat memberikan sambutan pada Milad ke-20 MajelisTaklim Nurul Mustofa, di Rawamangun, Jakarta, Sabtu (21/2), seperti dilansir laman resmi Kemenag. Dikatakan Menag, generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang luar biasa. Problem sosial dan munculnya pemahamaan keagamaan seperti ISIS dan Gafatar (Gerakan Gajar Nusantara) menuntut generasi muda untuk waspada dan berhati-hati. Begitu pula munculnya kampanye dan propaganda gerakan lesbian, gay, biseksual, and transgender (LGBT) menjadi hal lain yang harus diwaspadai generasi muda Muslim. Sehubungan dengan itu, Menag berharap, majelis taklim mampu menyesuaikan metode dakwahnya sesuai perkembangan teknologi yang kini diakrabi para remaja dengan tetap mempertahankan ruh dakwahnya dalam mensyiarkan nilai-nilai kebajikan sebagaimana ajaran Rasulullah Muhammad SAW. "Saya yakin, Nurul Mustofa dan majelis taklim lainya dapat memberikan perhatian yang cukup besar kepada generasi muda kita," tegas Menag. Peringatan Milad ke-20 MajelisTaklim Nurul Mustofa dan ulang tahun Al Habib Hasan bin Assegaf ke-39 dihadiri oleh ribuan jamaah yang memadati GOR Rawamangun, Jakarta. Hadir pula dalam acara tersebut Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Muchtar Ali. Seusai memberikan sambutan sebagai bentuk rasa syukur, Habib Hasan memotong nasi tumpeng dengan diiringi lantunan shalawat.Cendekiawan Muslim sekaligus Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid sepakat bahwa perilaku LGBT merupakan hal yang harus diwaspadai oleh generasi muda Muslim. Dalam hal ini, majelis taklim bisa memainkan peran penting dalam menolak kehadiran LGBT. Menurutnya, majelis-majelis taklim akan membentuk sebuah keluarga yang baik sehingga akan bermuara dengan lingkungan yang baik pula, di antaranya, lingkungan yang bebas LGBT. "Kalau keluarga sakinah, mawaddah, warahmah maka keluarga akan membentuk lingkungan yang baik," ujar Hidayat kepada Republika, Ahad (21/2).Banyak pihak meyakini, lanjut Hidayat, perilaku LGBT yang tumbuh kepada seseorang turut disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak harmonis. Untuk itu, HNW menekankan pentingnya menumbuhkan kembali karakter keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang banyak diajarkan lewat majelis-majelis taklim.Keluarga berkarakter sakinah, mawaddah, warahmah, menurutnya, akan membentuk lingkungan yang baik dan menjadi wadah pembentuk perilaku sosial seseorang, termasuk anak. Dengan kondisi lingkungan dan keluarga seperti itu, ia yakin perilaku LGBT tidak akan tumbuh apalagi berkembang pada diri seseorang.Selain majelis-majelis taklim, ia berpendapat, peran pembentukan karakter keluarga dan lingkungan yang baik juga bisa ditumbuhkan oleh ormas-ormas Islam. Ia pun mengimbau ormas-ormas agama mana pun untuk aktif dalam membantu menciptakan keluarga yang baik, sebagai pembentuk lingkungan yang dapat menolak hadirnya perilaku menyimpang seperti LGBT. c25, ed: Wachidah Handasah

Comments

Popular posts from this blog

REKAMAN AUDIT DI PROSPERITY TIEN ENTERPRISE CO LTD KAOHSIUNG - TAIWAN

THE MOSQUE OF TIANJIN - CHINA

Tentang Standar Nasional Indonesia-SNI 8664:2018 Madu