INVESTASI DIINDONESIA, MENARIK???

Ada Tax Holiday, Indonesia Menarik Investor
Bahkan dibanding Thailand, Indonesia masih lebih menarik investor karena ada tax holiday.
Jum'at, 26 Agustus 2011, 00:27 WIB
Aries Setiawan, Sukirno


Kebijakan tax holiday (pengurangan atau penghilangan pajak sementara) yang telah disahkan pemerintah beberapa waktu lalu membuat Indonesia menjadi pilihan investasi bagi asing.

Bahkan bila dibandingkan dengan Thailand, di tengah kondisi instabilitas ekonomi dunia akibat krisis, Indonesia masih lebih menarik investor.

"Orang yang masih ragu-ragu kalau mau memilih antara Indonesia atau Thailand, karena disini ada tax holiday, akhirnya pilih Indonesia. Dan jangan salah, Singapura juga ngasih tuh, tapi kan nggak terbuka. Kalau kita kan benar-benar terbuka," kata Staf Khusus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Silmy Karim, di Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2011.

Potensi investasi yang masuk dengan adanya tax holiday ini, kata Silmy, tentu ada dibeberapa sektor, misalnya otomotif, alat berat, industri dasar, dan air bersih. Industri-industri dasar, seperti baja, bosko.

Misalnya pada Bosko, kata Silmy, arah investasinya bukan hanya US$3 miliar. Itu hanya untuk tahap pertama saja, kemungkinan akan bergerak ke arah US$6 miliar bahkan US$12 miliar jika tahap pertama itu dirasa sukses. "Itu suatu potensi yang luar biasa," tuturnya.

Silmy menganggap persyaratan tax holiday yang ditetapkan pemerintah yaitu keharusan 10 persen itu perlu, dan harus seperti itu agar investor dapat diseleksi.

"Jangan sampai orang yang datang hanya ingin dapat tax holiday, lalu jualan di luar atau 'broker' lah, itu kan nggak maksimal, kita ingin investor yang benar-benar untuk investasi disini," ungkap Silmy.

Kemudian, kata Silmy, kalau dari sisi lainnya tidak ada masalah. Secara prinsip, aturan sudah keluar, persyaratan sudah ada, regulasi pendukung sudah ada, dan peminatnya juga sudah ada. "Tinggal kita lihat, evaluasi dalam enam bulan pertama, atau satu tahun, perlu penyesuaian atau tidak," kata Silmy.

Saat ini, BKPM tinggal menerima permohonan kemudian dilanjutkan pada pelaksanaan sehingga optimis akan ada peningkatan investasi di semester kedua 2011 dan 2012 mendatang sesuai target.

Pada awalnya, ada kekhawatiran bahwa adanya tax holiday dapat mengurangi pendapatan negara dari pajak. Namun kata Silmy, harus dipahami bahwa pemerintah memberikan prasyarat untuk mendapatkan kualitas investor-investor yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Banyak madzhab yang anti dengan tax holiday, misalnya G-20 itu nggak mau, World Bank nggak sepakat dengan tax holiday. Tapi Indonesia kan negara yang berdaulat, terpenting kita bersaing secara sehat dengan negara lain untuk mendapatkan investor dan kita juga menjaga agar bermanfaat," ungkapnya.

Investor, kata Silmy, masih mempelajari kebijakan ini sehingga dalam waktu dekat akan ada migrasi investor ke Indonesia. "Kalau bisa kita katakan migrasi ya, investor baru, yang sudah ada, perusahaan otomotif dari Jepang, tapi belum mau buka berapa nilainya, yang positif sekarang mungkin sekitar sudah ada US$5 miliar nilainya, namun belum fix, baru berminat saja, tinggal proses administrasi dan ada juga yang baru tanya-tanya," ungkapnya.

Target investasi BKPM untuk total 2011 adalah Rp240 triliun, sementara hingga semester pertama lalu jumlah yang sudah dicapai Rp115 triliun. "Ada tax holiday, tahun depan bisa diatas itu, RAPBN kan Rp280 triliun, kan dekat ke Rp240 triliun itu," kata Silmy.


Dorodjatun: Inilah Kelebihan RI Bagi Investor
Selain kaya sumber daya alam, Indonesia menawarkan banyaknya angkatan kerja produktif

Sabtu, 23 April 2011, 13:55 WIB
Renne R.A Kawilarang

VIVAnews - Kondisi ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi dan prospek yang bagus bagi pengusaha dari mancanegara, termasuk Jepang. Selain mengandalkan sumber daya alam Indonesia, mereka pebisnis juga bisa mengambil manfaat dari banyaknya angkatan kerja produktif di negeri ini untuk mendukung industri massal.

Penilaian itu dikemukakan Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, mantan Menko Perekonomian dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Dorodjatun memberi paparan dalam forum “Indonesian Economic Brief and Dialogue,” yang diselenggarakan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka, Jepang, Jumat 22 April 2011.

Menurut Dorodjatun, masih besar kemungkinan bagi pebisnis dari mancanegara, termasuk Jepang, untuk melakukan eksplorasi gas dan minyak bumi di Indonesia. Saat ini kecenderungan eksplorasi gas alam semakin ke arah Timur Indonesia," ujar Dorodjatun, seperti yang dikabarkan KJRI Osaka.

Bidang lainnya yang memiliki prospek bagus di masa mendatang menurut Dorodjatun adalah perikanan. “Indonesia kaya akan perikanan termasuk komoditas perikanan lainnya, seperti di daerah Laut Banda dan Kepulauan Maluku," kata Dorodjatun.

Prospek bagus dalam industri perikanan ini tengah didukung oleh adanya aliran arus dari Samudera Pasifik menuju Australia yang melewati perairan Indonesia, yang dikenal dengan istilah Arlindo. Menurut Dorodjatun, perairan Indonesia sangat penting dan digunakan oleh berbagai negara.

Dia mengingatkan, Indonesia menekankan politik luar negeri yang bebas aktif dan tidak memihak negara besar mana pun. "Ketidakberpihakan ini yang perlu ditekankan pada saat membuat political risk analysis mengenai Indonesia," kata Dorodjatun.

Selanjutnya, Dorodjatun menjelaskan bahwa jumlah penduduk Indonesia merupakan ke-4 terbesar di dunia. “Di Indonesia, jumlah usia produktif cukup besar sehingga Indonesia punya banyak tenaga kerja dan pasar bagi konsumen. Selain itu, kelas menengah di Indonesia saat ini berjumlah sekitar 20-25 juta, lebih besar dari jumlah penduduk Australia”, ungkapnya. Ini juga mendukung pasar industri kendaraan seperti motor dan kendaraan komersil.

Ekonomi Makro

Dari segi ekonomi makro, seperti yang diberitakan KJRI Osaka, Dorodjatun menjelaskan bahwa menurut lembaga pemeringkat kredit seperti Moody’s, S&P, dan Fitch, peringkat Indonesia untuk jangka panjang dalam mata uang asing adalah BB dan BB+ dengan outlook positif atau stabil. "Diharapkan peringkat Indonesia tahun depan bisa lebih baik lagi," kata Dorodjatun.

Indonesia, menurut dia, juga terus mengontrol inflasi serta defisit fiskal. Sebagian besar utang luar negeri Indonesia pun dalam jangka panjang dan Indonesia memiliki cadangan devisa sekitar 9 bulan impor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun terus meningkat karena
banyaknya investasi ke Indonesia dan perdagangan ke luar.

Menurut Dorodjatun, “Dengan kondisi ekonomi makro seperti ini, Indonesia punya tingkat pertumbuhan bagus, inflasi terus menurun, real purchasing power penduduk
meningkat dan Rupiah semakin menguat”.

Inflasi di Indonesia pun tetap rendah, dan kondisi sosial politik Indonesia relatif stabil. Hal ini tentunya menambah faktor positif bagi kemungkinan berinvestasi dan berusaha di Indonesia.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Osaka, Ibnu Hadi, mengungkapkan ekonomi Indonesia yang semakin tumbuh juga diperkuat dengan kian eratnya kerjasama perdagangan dengan Jepang.

Comments

Popular posts from this blog

BSN TETAPKAN 67 SNI BARU

THE MOSQUE OF TIANJIN - CHINA

LIST OF MANDATORY SNI - 2014