10 Manfaat rokok bagi kesehatan manusia? Gila!
Artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda
untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap tembakau.
Tetapi adalah hak anda untuk percaya atau tidak
bahwa nikotin dan zat-zat lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam
rokok juga mempunyai kegunaan.
Rokok
dan Kretek itu beda. Rokok hanya dari tembakau sedangkan kretek adalah resep
leluhur dari racikan jamu yang dibakar untuk kemudian dihisap. Itu sebabnya,
para leluhur zaman dulu jika batuk menghisap rokok yang berfungsi untuk
meredakan batuk mirip in-healer pada masa kini.
Lagi
pula dari jutaan perokok dan perokok pasif, kenapa yang terkena efeknya hanya
kurang dari 2% saja? Itupun kebanyakan akibat dari rokok, dan bukan dari
kretek. Banyak ilmuwan menyimpulkan bahwa penyakit termasuk kanker yang tadinya
disimpulkan akibat efek perokok pasif, sebenarnya adalah akibat polusi udara
secara global dan juga lemahnya kekebalan pada individu korban.
Anda pasti terkaget-kaget
ketika membaca judul artikel ini. Sama seperti terkejutnya saya ketika pertama
kali membaca dari sumbernya, Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking http://www.forces.org/evidence/evid/therap.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF).
Kita sadar informasi
negatif tentang rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita sudah sejak
lama. Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak buruk asap rokok dan zat-zat
yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan tubuh manusia.
Informasi tersebut diterima
oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai kebenaran
mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.
Sama persis pada masa lalu.
Dulu, racun bisa ular sangat mematikan, tapi kini dapat digunakan untuk serum
bahkan penyembuhan. Dulu, racun lebah sangat menyakitkan dan juga mematikan,
tapi kini dapat sebagai penyembuh penyakit. Dulu cannabis (ganja) sangat
dilarang, tapi kini dapat menjadi obat kanker.
Yang banyak dilupa oleh
orang awam ialah, pertama, semua itu adalah ALAMI alias alam yang membuatnya
ada, bukan kimia. Tapi apa yang terjadi? Masyarakat awam lebih mempercayai
hasil kimiawi dibandingkan dengan yang alami.
Kedua, adanya racun yang
masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan manjadikannya stimultan imunisasi pada
tubuh manusia. Artinya, jika tubuh manusia diberikan racun atau zat yang
merugikan tubuh, maka imunisasi manusia justru meningkat akibat melakukan
perlawanan, maka manusia bisa lebih kebal.
Hal sederhana itu juga
terjadi pada lingkungan kita, misalkan ada anak yang sangat sering dan suka
bermain hujan-hujanan, ternyata anak itu jauh lebih kebal atau imune terhadap
penyakit flu dan tak mudah sakit, dibanding dengan anak yang dimanja dan tak
pernah bermain hujan-hujanan selama hidupnya. Tapi, memang itulah kenyataannya.
Smoking can damage every
part of the body (wikipedia).
Informasi mengenai dampak
buruk dan tak ada untungnya terhadap tembakau atau rokok selama hidup manusia
memang diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian
sebagai kebenaran mutlak.
Namun tidak demikian dengan
para ilmuwan. Sesuai dengan bidang ilmunya, mereka mengadakan penelitian
seputar dampak rokok dan merokok bagi kesehatan dengan berangkat dari dasar
pemikiran yang netral.
Mereka mencoba menggali
adakah manfaat zat-zat yang terdapat di dalam sebatang rokok untuk kesehatan
manusia, yang selama ini sudah diberi stigma negatif secara luas.
Berikut beberapa riset yang
menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau
peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang isi warta ini bisa
diperdebatkan oleh para pakar sendiri.
1.
Merokok Mengurangi Resiko Parkinson
Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru
menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi
manusia dari penyakit Parkinson.
Secara khusus, penelitian
baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan
berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap
Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. (sumber: Smoking lowers
Parkinson’s disease risk http://www.data-yard.net/10v2/parkinson.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF)).
Studi lain mengenai
pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Desease (PD) adalah sebuah
penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin
oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung
sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis.
Mereka menyimpulkan bahwa
temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki
PD. (sumber: Smoking and
Parkinson’s disease in twins http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11865136 (back-up
link lain) (back-up link PDF)). Selain itu, masih banyak penelitian yang
lainnya mengenai kebiasaan merokok yang berguna melawan Parkinson.
2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan
Jantung dan Stroke
Penelitian besar
menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau
penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas,
seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak
(stroke). Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan
penyembuhan yang lebih cepat. (sumber:
Impact of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous
Coronary Intervention http://www.data-yard.net/34/circulation_2001_104_773.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF)).
Penelitian lain menyebutkan
karbon monoksida dapat mengurangi Serangan Jantung (Myocardial infarction) dan
Stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah
laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu
para korban serangan jantung dan stroke.
Karbon monoksida menghambat
pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri.
Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida
dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah
penumpukan sel darah putih.
Baru-baru ini oksida nitrat
telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung
fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan
mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan
paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung
(cardiovascular blockage). (sumber:
The Carbon Monoxide Paradox http://www.data-yard.net/10b/cm.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF)).
3.
Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah
Dulu disebutkan bahwa
tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah
studi telah menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap
penyakit gusi seperti susut gusi atau Gingival recession. (sumber: Smoking Does Not Increase
Risk Of Receding Gums http://www.data-yard.net/10o/gums.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF)).
4.
Merokok mencegah Asma dan penyakit karena Alergi lainnya
Sebuah studi dari dua
generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa
anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung memiliki
peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, allergic
conjunctivitis (alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik dan alergi
makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok.
Penelitian sebelumnya telah
memberikan hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada
sensibilization atopik.
Sebuah studi
cross-sectional dari kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya
dengan gangguan atopik dari data pada 6909 orang dewasa muda dan setengah baya
(16-49 tahun) dan 4472 anak-anak (3-15 tahun) dari Swedish Survey of
Living Conditions tahun 1996-97.
Hasil: Prevalensi asma
alergi dan alergi rhino-konjungtivitis menurun, secara dosis-respons
/ dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan
peningkatan paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.
Anak-anak dari ayah yang
merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama. (sumber: Does tobacco smoke prevent
atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents http://www.data-yard.net/30/asthma.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF)).
5.
Nikotin membunuh kuman penyebab Tuberculosis (TB)
Suatu hari, Nikotin mungkin
menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat Tubercolosis atau TBC yang
susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF).
Senyawa ini menghentikan
pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan
dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan
biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat
yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok. (sumber: Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB http://www.data-yard.net/10c/nicotine.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF)).
6.
Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka
Seorang peneliti pada
National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan
kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania, wilayah Italia
Selatan, Yunani dan Israel.
Bukan berarti merokok
disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah
merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan
ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institute bahwa
ada manfaat dari rokok.
Goedert yang bergabung di American
Association for Cancer Research (AACR) mengatakan bahwa ia tetap tidak
akan merekomendasikan merokok, bahkan kepada anggota populasi yang telah
diteliti.
“Studi ini menunjukkan
merokok menghasilkan risiko lebih rendah penderita penyakit langka yang jarang
dan berakibat fatal,” katanya ringkas. (sumber: Smoking Cuts Risk of Rare Cancer http://www.data-yard.net/10b/kaposi.htm (back-up
link lain tidak ditemukan)).
7.
Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara
Sebuah penelitian baru
dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa
pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara).
Jika seorang wanita merokok hingga 4 pak tahun, pengurangan adalah
35 persen, untuk 4 pak atau lebih per tahun,pengurangan adalah
54 persen“, ujar Jean-Sebastien Brunet, pemimpin studi yang
telah dipublikasikan pada Journal of the National Cancer Institute.
Yang merokok selama lebih
dari 20 pak per tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah
lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan
signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan
dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian
ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen. (sumber: Cigarettes May Have an Up Side http://www.forces.org/evidence/files/brea.htm (back-up
link lain (PDF)) (back-up link PDF)).
8.
Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar
Nikotin mengurangi
aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus
ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa
terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan
mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif. (sumber: Nitric oxide mediates a
therapeutic effect of nicotine in ulcerative colitis http://www.data-yard.net/22/ncbi.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF)).
9.
Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down
Syndrome
Sebuah penelitian mengenai
pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan lebih baik
bahkan jika dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif
pada lima orang dewasa dengan gangguan kinerja kognitif (berfikir).
Perbaikan kemungkinan
berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien
Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatan lainnya. (sumber: Effects of transdermal
nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome http://www.data-yard.net/13/tlj.htm (back-up
link lain (PDF)) atau (back-up link lain (PDF))
Down syndrome adalah
penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen
SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.
Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak
ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.
10.
Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan
penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori
Konsentrasi urin cotinine
(tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko
Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur. Pre-eklamsia adalah kondisi medis
di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang
bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.
Pre-eklampsia ditandai
dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin
(proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema).
Pre-eklampsia dialami oleh
ibu yang sedang hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil.
Penyebab pasti pre-eklampsia belum diketahui, sehingga masih sulit untuk
dicegah kemunculannya.
Jika pre-eklampsia
bertambah parah pada masa kehamilan, maka akan menyebabkan eklampsia yang dapat
berujung pada kematian. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu
manfaat dari merokok selama kehamilan.
“Temuan ini, diperoleh
dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko
preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;.
181:1192-6.). (sumber: Urinary
cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco
exposure) http://www.data-yard.net/2/13/ajog.htm (back-up
link lain) (back-up link PDF),
Sebuah penelitian lain
menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok dan infeksi
Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, di mana ditunjukkan
kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika
ibu merokok.
Untuk mengevaluasi
hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi
H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas)
dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka.
Kami memperoleh informasi
rinci tentang faktor-faktor risiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu
merokok, dengan menggunakan kuesioner standar.
Secara keseluruhan, 9,8%
(93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah
terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah kejadian penyakit dengan unit pada
populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang
tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi
(24,7%).
Ada hubungan terbalik yang
kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds ratio atau penyimpangan
disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di antara anak-anak
dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di antara anak-anak dari ibu yang
terinfeksi. Hasil ini mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan
ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si
ibu merokok. (sumber: Forces The
Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction http://www.forces.org/evidence/evid/preg.htm)
Riset-Riset
Yang Tak Pernah Dipublikasikan Secara Luas
Barangkali anda mencurigai
bahwa riset-riset yang telah disebutkan diatas tersebut didanai oleh perusahaan
rokok.
Tapi riset-riset ini ternyata
justru tidak pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan
mendukung promosi rokok.
Sedangkan informasi ilmiah
mengenai bahaya merokok sudah kita ketahui sangat dominan dipublikasikan.
Sebetulnya apapun itu tetap
mempunyai dua sisi yang berbeda, dan propaganda anti-rokok inilah yang juga
perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan
farmasi.
Demikianlah artikel yang
menguak temuan-temuan para peneliti dan ilmuwan tentang rokok dalam sisi yang
berbeda dari sekian banyak artikel yang dominan.
Namun sekali lagi untuk
sedekar mengingatkan, bahwa artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda
untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap tembakau.
Tetapi adalah hak anda
untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-zat lain yang juga berasal dari
alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai kegunaan.
Wallahua’lam. (©2004 IndoCropCircles.com)
Percentage of females
smoking any tobacco product (wikipedia)
Percentage of males smoking
any tobacco product. Note that there is a difference between the scales used
for females and the scales used for males. (wikipedia).
Daftar
Pustaka:
Dari info yang kami terima
bahwa beberapa daftar pustaka, abstraksi dan literatur dari hasil penelitian
oleh para ilmuwan berikut ini sudah dipaksa untuk ditutup, terutama dari link: http://www.data-yard.net .
Maka kami berusaha untuk
mencari backup-nya. Jika tautan berikut sudah mati (dead link), coba klik “back-up link lain“, atau jika sudah
dihapus juga, cobalah untuk meng-copy & paste nama ilmuwan berikut judul
dari penelitiannya, kemudian carilah di Google.
4. David
J. Cohen, MD, MSc; Michel Doucet, MD;; Donald E. Cutlip, MD; Kalon K.L. Ho, MD,
MSc; Jeffrey J. Popma, MD; Richard E. Kuntz, MD, MSc, Impact of Smoking on
Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention
7. Hjern
A, Hedberg A, Haglund B, Rosen M., Department of Clinical Sciences, Huddinge
University Hospital, Karolinska Institutet, Stockholm, Centre for Epidemiology,
National Board of Health and Welfare, Stockholm and Department of Public Health
and Clinical Sciences, Umea University, Umea, Sweden, Does tobacco smoke
prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents
9. Dr.
James Goedert, National Cancer Institute, Bethesda, Md via United Press
International, Smoking Cuts Risk of Rare Cancer (back-up link lain tidak ditemukan)
10. Dr.
John A. Baron of Dartmouth Medical School and Dr. R. W. Haile of the University
of Southern California, via Paul Recer, AP Science Writer, Cigarettes May Have
an Up Side
11. Green
JT, Richardson C, Marshall RW, Rhodes J, McKirdy HC, Thomas GA, Williams GT,
via Department of Gastroenterology, University Hospital of Wales, Cardiff, UK;
Department of Surgery, University Hospital of Wales, Cardiff, UK; Department of
Pharmacology and Therapeutics, University of Wales College of Medicine,
Cardiff, UK; Dep., Nitric oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in
ulcerative colitis
13.
Kristine Y. Lain, MD, Robert W. Powers, PhD, Marijane A. Krohn, PhD, Roberta B.
Ness, MD, MPH, William R. Crombleholme, MD, James M. Roberts, MD, via:
Pittsburgh, Pennsylvania, Urinary cotinine concentration confirms the reduced
risk of preeclampsia with tobacco exposure
16. Wikipedia,
Health effects of tobacco
Comments